Thursday, January 03, 2008

The Pyramid of Excellence

Suatu individu dilahirkan selalu pada titik nol atau permulaan dalam segi kecerdasan hati. Mungkin saja mayoritas dari orang dewasa masih berkutat pada titik ini, atau dengan kata lain Id-ridden Heart atau secara harfiah bisa dikatakan hati yang ditunggangi hawa napsu. Kinerja individu-individu tersebut banyak dipengaruhi oleh hawa napsu mereka, baik itu dalam memperebutkan strata sosial, harta, ataupun lawan jenis. Lawan dari Id-ridden Heart adalah Conscienced Mind, dengan kata lain pikiran yang bernurani.

Manusia teramat sangat disibukkan oleh dunia ini, sehingga mereka selalu terlupa untuk bertanya pada dirinya masing-masing, "Who am I?" dan "Why am I here?", karena ini sebenarnya adalah proses peralihan atau peningkatan level dari level 0 (Id-ridden Heart) menuju Level 1 (Conscienced Mind). Ketika proses ini sudah berjalan, jangan pernah dibiarkan berhenti sebelum Id kembali menguasai hati, terapkan terus proses ini dengan cara merenung maupun meditasi. Conscience yang sudah menguasai otak sangat diwajibkan untuk diperkuat dengan diberi Superego atau Al-Qur'an dan Al-Hadits, agar kecerdasan hati terus menguasai kecerdasan otak.

Mayoritas muslim melakukan over-lap dengan melupakan proses perenungan dengan langsung bergerak dari Level 0 menuju Superego. Mungkin inilah jawaban mengapa Muslim Indonesia tidak Islami. Segala kewajiban maupun sunah agama hanya dilaksanakan bak ritual semata.

Ketika segala kewajiban dan sunah Islam dijalankan dalam keadaan level 1, seorang manusia mulai menyadari bahwa segala gerak-geriknya diawasi oleh Allah SWT dan dicatat oleh para malaikat-malaikatnya, sehingga lahirlah rasa takut, yang sebenar-benar rasa takut hanya kepada Tuhan semesta alam. Individu ini lebih berhati-hati dalam bertindak, berucap, dan berpikir, individu yang telah berada di Level 2 pada The Pyramid of Excellence, atau Level Ihsan I.

Sang Khalik bukanlah Dzat yang melulu menakutkan saja, sebuah pepatah barat berbunyi "To know Me is to Love Me", kenalilah Tuhanmu, Tuhan yang memiliki 99 nama indah atau Asmaul Husna. Tuhan yang kita sembah ketika kita Tawaf mengelilingi Ka'bah selayaknya darah mengeliling tubuh, bumi mengelilingi matahari, dan begitupun galaxi ini, seluruhnya mengagungkan kebesaran nama-namanya, karena sesungguhnya Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemelihara, Maha Pengampun, Maha Pemberi Rezeki, Maha Lembut, dan masih banyak lagi Nama-Nama Indah-Nya. Seorang individu di Level 2 akan berangsur-angsur merasakan jatuh cinta yang teramat dalam kepada Tuhannya, seakan-akan dia merasakan keberadaannya. Berlawanan dari Level 2, dimana individu ini merasa dia diawasi, sementara pada Level 3 ini, manusia ini dapat merasakan keberadaan-Nya, seakan-akan dapat melihat Allah semesta alam. Manusia di Level 3 ini adalah Ihsan II atau Mystique Sufi, seorang mistikus cinta yang dimabukkan oleh keindahan Tuhan Yang Maha Esa.

Sungguh banyak Mistikus-mistikus cinta ini yang meninggalkan kelamnya dunia sehingga mereka cenderung mengabdikan dirinya sepenuhnya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga sering kali mereka menanggalkan status sosial, harta, pasangan hidupnya, ataupun anak-anaknya. Padahal, sejarah menunjukkan betapa cerdasnya para sufi-sufi ini, kontribusi mereka kepada Tuhan telah meningkatkan kinerja hati mereka sehingga mencerdaskan intelektual mereka, karena pada hati kitalah sebenarnya Tuhan telah meniupkan 99 nama indah-Nya kepada diri kita. Suatu kecerdasan yang dapat menyelaraskan dunia ini.

Agar khalayak banyak dapat mendapatkan kontribusi besar dari para sufi ini, para mistikus cinta ini wajib bergerak menuju Level 4 dari The Pyramid of Excellence tersebut, yaitu Level Corporate Sufi, seorang sufi yang bekerja pagi/siang/sore/malam dengan menjunjung tinggi prinsip Habluminannas atau pengabdian kepada masyarakat, dengan menggunakan energi Habluminallah atau pengabdian kepada Allah SWT.

Dua macam konsep sudah tersedia dari Al-Qur'an agar para sufi Level 3 dapat bergerak menjadi Sufi Level 4, pertama adalah Rukum Iman atau The Principles of Islam, dengan lebih mengartikan seluruh enam prinsip-prinsip ini menjadi konsep kinerja seperti yang diartikan The ESQ Way 165, Star Principle, Angel Principle, Leadership Principle, Learning Principle, Vision Principle, dan Well-Organized Principle, para sufi ini akan sadar betapa jelasnya arti dari dikirimnya mereka ke dunia bahwa memang sebagai wakil dari Tuhan, seperti halnya nama-nama indah Allah SWT.

Konsep terakhir adalah Rukun Islam atau The Actions of Islam, yang terdiri dari lima aksi-aksi yang diartikan oleh The ESQ Way 165 menjadi Mission Statement, Character Building, Self-Control, Strategic Collaboration, dan Total Action. Pun bila kita menilik ke 2 dari 5 rukun Islam ini, ada kewajiban untuk membayar zakat atau charity dan kewajiban menunaikan ibadah Haji apabila mampu, ini dapat diartikan bahwa Habluminannas adalah salah satu dari kewajiban para Muslim dalam berinteraksi di dunia, terutama para Corporate Sufi ini.

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah) atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya. (Itulah) agama yang lurus, namun kebanyakan manusia tidak mengetahui."

(Alquran Surah Ar-Ruum ayat 30)

Tuesday, December 18, 2007

Last Breath

From those around I hear a Cry,
A muffled sob, a Hopeless sigh,
I hear their footsteps leaving slow,
And then I know my soul must Fly!
A chilly wind begins to blow,
within my soul, from Head to Toe,
And then, Last Breath escapes my lips,
It's Time to leave. And I must Go!

So, it is True (But it's too Late)
They said: Each soul has its Given Date,
When it must leave its body's core,
And meet with its Eternal Fate.

Oh mark the words that I do say,
Who knows? Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let's pray
Decide which now, Do NOT delay !

Oh God! Oh God! I cannot see !
My eyes are Blind! Am I still Me
Or has my soul been led astray,
And forced to pay a Priceless Fee
Alas to Dust we all return,
Some shall rejoice, while others burn,
If only I knew that before
The line grew short, and came my Turn!

And now, as beneath the sod
They lay me (with my record flawed),
They cry, not knowing I cry worse,
For, they go home, I face my God!
Oh mark the words that I do say,
Who knows, Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let's pray
Decide which now, do not delay ....

By Zainal Abideen