Friday, February 11, 2005

Munafik Yang Memuakkan...!!!!

Terlalu lama Indonesia terbakar dengan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme-nya. Era reformasi melahirkan banyak perubahan di Indonesia, mulai dari kebebasan pers, kebebasan kelahiran partai-partai politik, tokoh-tokoh baru, dan lain sebagainya. Tapi semangat baru kita ini mulai menjorok kepada ketololan. Parpol-parpol dan tokoh-tokoh baru ini banyak yang mengatas-namakan semangat demokrasi dan reformasi tapi masih saja mengorek borok yang sama. Tokoh-tokoh baru ini dengan tololnya mencap mukanya dengan tinta tebal yang bertuliskan "MUNAFIK". Tanpa rasa malu dan bertanggung jawab merasa saatnya giliran mereka yang tidak sempat kebagian pada rezim drakula orde baru untuk berkreasi dan inovasi dalam menggali sumber daya-sumber daya yang ada untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Mungkin sebelum mereka duduk di sana, mereka berjanji pada istri dan anaknya untuk melakukan perubahan-perubahan untuk kebaikan masyarakat. Memang dasar orang Indonesia, ibarat disuguhkan wanita cantik di depan mata, pasti pada akhirnya jatuh mental mereka. Pada saat mahasiswa mereka berteriak-teriak hingga luka di pita suara, tapi senatnya malah korupsi uang dari dekannya, hingga pada saatnya mereka berada di lingkaran birokrasi, "rollercoster effect" pun terjadi, lagi. Memang sudah ada di gen orang Indonesia, LUPA, SOK PEDULI dan SOK BISA.

Tidak mendapat jabatan mereka akan menggong-gong dengan mengatas-namakan diri "Oposisi", bila dapat, mereka akan jadi drakula generasi baru. Penyakit kronis yang meradang selama bertahun-tahun lamanya. Jangan salahkan Belanda yang menjajah selama 350 tahun, jangan salahkan Bung Karno yang ingin jadi Presiden seumur hidupnya, jangan salahkan Suharto yang rajin keliling nusantara untuk menyayangi anak-anaknya, jangan salahkan mereka. Tapi kita yang bersalah yang hanya ingin, ingin, dan ingin tanpa berpikir jernih. Negeri Titanic ini sudah bukan kapal besar yang nahkodanya kelimpungan bagaimana caranya agar tidak tenggelam, ini adalah getek lusuh yang bocor di sana-sini, di mana isinya rebutan mau setir getek untuk mancing ikan di lautan yang kotor.

Menangis ? Ya memang itu saja yang bisa kita lakukan. Berdarah ? Sudah mandi darah kita selama ini. Belum puas ? Entah sampai kapan kemunafikan ini merajalela. Mulai dari diri sendiri dari hari ini. Jangan berharap orang lain bisa memberi apa untuk diri kita. Harapkan potensi mental dan fisik kita untuk getek ini. Mulai dari organisasi sekecil-kecilnya untuk menegakkan demokrasi, keadilan, dan transparansi.

Ingin di bawa ke manakah Indonesia kawan ???????

0 Comments:

Post a Comment

<< Home