Sunday, October 07, 2007

Tenggelamnya Partai Politik

"Demi (perhatikan) matahari dan cahayanya.
Dan (demi perhatikan) bulan apabila mengiringinya (ketika masuk matahari).
Dan (demi perhatikan) siang apabila menerangi (ia akan kelam malam).
Dan (demi perhatikan) malam apabila telah menutupinya (akan siang harinya). Dan (demi perhatikan) langit dan Yang membangunnya (iaitu Allah).
Dan (demi perhatikan) bumi dan Yang menghamparkannya.
Dan (demi perhatikan) jiwa dan Yang menyempurnakannya.
Maka (lalu) diilhamkannya (oleh Allah jalan-jalan) kejahatan dan (jalan-jalan) takwa. Sungguhnya telah mendapat kemenanganlah orang yang membersihkannya. Dan sungguhnya mendapat kerugianlah orang yang mengotorinya."
(As-Syams 1-10) --Pada surah ini, satu-satunya Al-Qur'an bersumpah sebanyak tujuh kali.


Sudah menjadi suatu keharusan bahwa manusia menginginkan kesejahteraan bagi sekelilingnya atau dalam konteks ke-ego-an, dirinya sendiri. Manusia, ataupun sekelompok manusia, bekerja dan berpikir dalam suatu tatanan kelembagaan, atau lebih besar lagi kancah kenegaraan. Demi mencapai hasil yang maksimal, suatu ideologi yang dihasilkan dalam suatu pemikiran harus dihidupkan dalam suatu sistem kenegaraan agar mencapai kesejahteraan bersama.

Kesejahteraan bersama diperjuangkan oleh seorang yang dipilih bersama untuk menjalankan, mengembangkan (menjadi lebih baik), dan juga mempertahankan ideologi tersebut. Adalah suatu kesulitan besar apabila seluruh individu-individu yang ada pada negara tersebut menginginkan sebagai pemangku jabatan untuk menjalankan, mengembangkan, dan mempertahankan ideologi ini atau singkat kata Presiden negara tersebut. Maka diperlukanlah suatu Partai Politik untuk membawa ideologi dan calon presiden untuk negara ini, sebagai salah satu alasannya.

Tapi diperjalanan, partai-partai politik ini mayoritas telah melenceng dari garis amanah masyarakatnya. Sebagian besar dari mereka menggunakan kemampuan dan kelebihannya untuk menjatuhkan lawan dan merebut kekuasaan dengan cara yang tidak sehat apabila kita melihat kembali falsafah dari tujuan dibentuknya partai-partai politik ini.

Negara RRC sebelumnya berbentuk kerajaan sekitar ratusan tahun silam. Mereka menggunakan sistem fit and proper testing bagi pelajar-pelajar yang berprestasi untuk mendapatkan kesempatan agar mereka mendapatkan kesempatan untuk mengabdi kepada kerajaan. Walau saya tidak menyatakan mereka berhasil dengan sistem ini, tapi sistem ini mengesampingkan keberadaan partai politik. Apabila kita adaptasikan kepada sistem negara didewasa ini, ujian seperti apa yang dapat digunakan agar tidak ada lagi Parpol-parpol dengan visi dan misi bagus tetapi SDM yang menyedihkan dan bahkan menakutkan bagi intelektualitas ?

Indonesia melalui salah satu lembaga pribadi telah melahirkan suatu penemuan yang sangat hebat, yaitu The ESQ Way 165. Ini adalah sistem pengenalan suatu inner-strength setiap individu yang berbasis pada Ihsan, Iman, dan Islam pada agama Islam. Semakin besar kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual seseorang tanpa disadari semakin meningkat pula kecerdasan intelektual orang tersebut.

The ESQ Way 165 mengajak pesertanya untuk melaksanakan Zero Mind Process (ZMP) dimana seluruh potensi dalam diri peserta tersebut bergerak dengan napas ihsan, iman, dan islam, sehingga meningkatkan EQ, SQ, dan juga IQ-nya masing-masing setelah beberapa kali ikut serta, atau disingkat TQ.

Disiplin ilmu Psikologi telah melahirkan alat test untuk mengukur tingkat kecerdasan intelektual dan juga emosional seseorang. Dengan alat test ini, suatu lembaga memiliki tolok ukur dalam merekrut karyawannya. Apakah selama ini alat test tersebut telah menemukan SDM yang tepat ?

Dengan menggunakan acuan ihsan, iman, dan islam, para psikolog dapat membuat suatu alat test yang lebih kuat dalam menilai suatu individu, karena bobot TQ mereka dapat diketahui nominalnya.

Apabila alat test ini sudah aktif dipergunakan sebagai tolok ukur suatu lembaga untuk mempekerjakan karyawannya, maka profit besar dapat dihasilkan oleh lembaga yang membutuhkan SDM ini, walau tergantung end result yang dikejar oleh lembaga tersebut.

SDM ini apabila terus dikembangkan sedari anak-anak, maka negara tersebut akan memiliki sebuah generasi baru yang siap pakai. Terlebih lagi apabila ditambah dengan ilmu-ilmu dari dunia pendidikan formal dari negara tersebut.

Apabila negara dapat merekam sekumpulan individu-individu dengan tingkat TQ di atas rata-rata ditambah dengan nilai akademik yang memuaskan, mereka dapat di tempatkan pada masing-masing pos-nya sesuai dengan keinginan masyarakat sekitar.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home