Sunday, October 09, 2005

Islamnya si Ustadz Om Senang yang horny, matre dan galak

Banyak dijumpai di sekitar kita organisasi-organisasi Islam yang bertujuan sebagai wadah bagi mereka yang masih dalam keadaan ingin tau ataupun mereka yang senang berorganisasi secara Islami, tapi apakah pilihan mereka ini sudah benar ?

Di seluruh dunia ini Islam menjadi korban dari kebiadaban dunia barat, mereka dengan berbagai cara mencoba mengapus Islam dari dunia ini, tidak lain karena faktor ekonomi sahaja. Sistem ekonomi yang diterapkan Islam tidak bisa membuat suatu negara dapat menjajah negara lain secara ekonomi, sehingga pemusnahan, pembantaian, dan pendoktrinan dilaksanakan secara berkala dan membabi buta.

Karena fenomena-fenomena ini, sekelompok manusia angkat senjata, mereka membangun semacam wadah yang berfungsi untuk menyerang balik mereka-mereka yang telah menyerang. Patut disayangkan yang diserang mereka benar-benar salah sasaran, mereka menyerang wanita, anak-anak, dan manula yang tidak ada sangkut pautnya dengan gerakan-gerakan yang telah terjadi kepada dunia Islam. Lebih parah lagi, ekonomi negaranya sendiri hancur karena gerakan anarkis yang mereka laksanakan itu. Sesungguhnya dengan otak, senjata dapat dikalahkan secara perlahan-lahan, hantam idealisme dengan idealisme, serang ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan, maka kemenangan secara Islami pun tak dapat terelakkan.

Lucunya, ada lingkup kecil mengenai organisasi-organisasi Islam yang bergerak hanya untuk hal-hal duniawi saja. Sebagai contoh, suatu lembaga pengajian, sebut saja X, memperkenalkan pengajiannya di desa ataupun kota secara cuma-cuma, sistem marketing ini lazim, karena produk yang baru tidak terlalu dikenal oleh masyarakat, tetapi target pasar manakah yang tepat untuk menjual produknya ? Jawabannya, orang desa yang tidak berpendidikan dan orang kota dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang ingin belajar Islam. Gerakan mereka cukup tenang awalnya, mereka perkenalkan Islam sebagai agama yang sangat berbeda dengan ajaran guru sekolahnya ataupun guru ngajinya ketika kecil, secara pelan-pelan mereka buat takjub murid-muridnya.

Ketika seekor anjing telah terbiasa makan di rumah itu dan tidur di rumah itu, maka jinaklah akhirnya. Maka setelah beberapa lama gerakan sebenarnya pun terjadi, tapi patut disayangkan mereka terlanjur buta. Untuk mereka yang memiliki kelebihan rizki, tanpa ragu akan menurut untuk membagi hartanya kepada si Ustadz, untuk wanita yang cantik tanpa ragu diajak bersetubuh dengan si Ustadz, untuk laki-laki yang muda dan kuat tanpa ragu mau disuruh menyerang individu atau kelompok-kelompok yang mereka anggap haram keberadaannya. Mereka akan selalu buta hati dan pikiran, sementara si Ustadz puas tersenyum dengan perut buncitnya dan nafsu yang selalu dapat terpenuhi.

Padahal, sudah jelas seberapa besar zakat yang wajib disisihkan untuk fakir miskin dan yatim piatu, sudah jelas bahwa zinah itu haram adanya, apabila menggunakan nama polygami, sudah adilkah cara menikahkan wanita itu, dan sudah adilkah cara menghidupi wanita itu ? Sudah pasti seperti salah satu artis Indonesia tidak dapat berkata, wanita membutuhkan pengakuan akan dirinya, sementara perkawinannya saja dirahasiakan, inikah adil ? Untuk hal-hal yang anarkis, ini sudah jelas bertentangan dengan Islam, padahal dengan ideologi dan ilmu pengetahuan sudah jauh lebih dari cukup dari senjata dan pukulan.

Kita memerlukan suatu sistem pendidikan Islam yang baku dan tidak monoton, sebelum kita kehilangan orang-orang yang kita sayangi, entah hilang di dunia ataupun hilang di akhirat. Sampai kapan kita coreng muka kita sendiri dan sampai kapan kita mau tercerai-berai di antara sekat-sekat yang kotor ?