Saturday, May 20, 2006

Sistem Penguasaan

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib) suatu kaum sehingga mereka (telah lebih dulu) merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS:13:11).

Surah di atas menunjukkan bahwa apabila kita ingin merubah keadaan nasib bangsa kita, kita seharusnya merubah diri kita lebih dahulu. Surah ini-pun dapat diinterpretasikan bahwa apabila keadaan yang sudah sungguh sangat menekan pada suatu kaum, keadaan itu tidak akan berubah apabil kaum tersebut tidak mengambil keputusan untuk melakukan perubahan untuk mereka sendiri.

Tidak dapat dielakkan bahwa bangsa ini terlalu dimanjakan oleh alamnya, mereka akan selalu merasa berkecukupan dengan apa yang telah mereka miliki dan yang akan mereka dapatkan. Sementara di dunia luar, bangsa lain terus maju untuk pada suatu saat nanti mereka akan menjajah sendi-sendi ekonomi mereka.

Kaum ini membutuhkan seseorang ataupun satu kelompok orang yang secara luhur akan memimpin mereka untuk melaksanakan perubahan bagi mereka. Karena apabila kita hanya menunggu kaum yang terlelap ini untuk berubah dengan sendirinya, itu akan memakan waktu yang tak akan kunjung datang sampai pada akhirnya SDA dan aset-aset ekonomi mereka sudah hilang termakan zaman.

Bagi individu atau kelompok yang bersedia membimbing dan memimpin mereka ini, diperlukan bagi mereka suatu sistem yang kokoh agar tidak tertembus dari luar maupun rontok dari dalam. Sistem ini terdiri dari empat buah sektor, pertama adalah penguasaan SDA, kedua penguasaan aset-aset ekonomi, ketiga penguasaan sektor informasi, keempat dan terakhir adalah penguasaan sektor-sektor hukum dan politik.

Penguasaan SDA dan aset-aset ekonomi adalah syarat awal tapi sayangnya paling sulit untuk dapat terkuasai, karena dibutuhkan penguasaan modal yang tidak kecil. Karena apabila kedua-nya telah terkuasai, bukan tidak mungkin sektor informasi, hukum, dan politik akhirnya dapat dengan cukup mudah terkuasai pula. Dan pada akhirnya kaum tersebut dapat dibimbing dan dididik sebagaimana mestinya demi perubahan mereka sendiri.

Pergolakan Pemuda Bangsaku

Semenjak bangsa ini mencanangkan kemerdekaannya, kualitas bangsa Indonesia secara keseluruhan dibidang pendidikan tidak kunjungnya terbenahi. Sayangnya negara ini hanya dirapihkan dipermukaan saja sampai saat ini, sebagai contoh apabila Ibukota Propinsi hanyalah sebagai tujuan pembenahan yang sebetulnya pun masih pula tersendat-sendat. Kita bisa bayangkan apa yang terjadi pada tingkat Kabupaten.

Fenomena yang ada pada Kabupaten adalah mereka hanyalah dipergunakan sebagai sapi perah oleh Propinsi, mereka tidak perlu maju demi aset-aset yang bisa dialirkan ke posisi Propinsi. Sehingga pembodohan yang terstruktur akan terus terbina demi memelihara kenikmatan Propinsi-Propinsi ini.

Propinsi akan mendukung pemimpin Kabupaten yang seiman dengan mereka, Bupati yang tidak perduli dengan perubahan masyarakat secara vertikal dan horizontal, Bupati yang dapat dibeli dengan murah, dan Bupati yang "bodoh".

Bolaang-Mongondow adalah salah satu contoh kongkret dari pembodohan massa yang terstruktur ini. Budaya hidup yang cukup sebagai petani dan nelayan dan hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SD dibina terus oleh oknum-oknum yang berpikiran sempit ini. Apabila keadaan yang terus-menerus dijaga seperti ini, disuatu masa Kabupaten ini akan melahirkan produk-produk yang dapat suatu ketika akan bergolak. Mereka akan mempertanyakan keadaan yang menjepit dan menekan ini, dan bukan tidak mungkin apabila pertanyaan mereka tidak terpuaskan oleh mereka, mereka akan bergolak.

Suatu keberuntungan bagi masyarakat ini karena produk mereka yang bergolak ini sangat perduli untung menentang pemerintah daerahnya. Tapi kita harus bisa melihat pemikiran mereka ini. Karena seperti yang sudah-sudah, ada dua macam individu yang bergolak untuk terus melawan, pertama mereka yang secara tulus ingin sekali perubahan demi saudara-saudara mereka, dan yang terakhir adalah mereka yang bergolak karena rasa cemburu akan kekuasaan. Yang terakhir ini apabila masanya telah tiba, mereka akan membuat suatu sistem chain reaction dimana mereka akan mengulang kembali apa-apa yang pernah dilakukan oleh pemerintahnya dimasa lampau. Produk ini akan berunjuk rasa dan melawan karena ingin mencari ketenaran agar berada di hati masyarakatnya karena "keperduliannya".

Indonesia hanya bisa terus berharap apabila produk gagal ini akhirnya berkuasa, dan terus berharap.